Selasa, 11 Oktober 2011
Pandangan Imam Ali terhadap Dunia
Imam Ali – salam baginya – berkata; ”Seseorang datang ke rumah kami dengan membawa satu wadah kue yang tidak kusukai karena seolah-olah ada air liur ular yang bernaung di dalamnya.
Aku berkata kepadanya, “Apakah yang engkau bawa ini sedekah atau zakat? Keduanya adalah haram buat kami!”
Ia menjawab, “Ini bukan sedekah dan juga bukan zakat, melainkan hadiah.”
Aku berkata, “Semoga ibumu menangisimu! Apakah engkau datang untuk menipuku dari jalan agamaku? Adakah engkau ini gila atau kerasukan jin atau engkau mengigau.
Demi Allah! Apabila tujuh lapis langit dan semua yang ada di bawah langit engkau berikan kepadaku agar aku menzalimi seekor semut dan agar aku mengambil kulit gandum dari mulut seekor semut, maka aku tidak akan melakukannya. Demikianlah dunia kalian di sisiku tidak lebih bernilai daripada selembar daun yang ada di mulut seekor belalang. Apa urusan Ali dengan nikmat-nikmat yang fana dan kelezatan yang tidak kekal. Aku berlindung kepada Allah dari kelalaian, keburukan, ketergelinciran dan aku memohon pertolongan dari-Nya.”
Maka ber-puasa-lah kawan…!
(Nahjul Balaghah, Khutbah 224)
Aku berkata kepadanya, “Apakah yang engkau bawa ini sedekah atau zakat? Keduanya adalah haram buat kami!”
Ia menjawab, “Ini bukan sedekah dan juga bukan zakat, melainkan hadiah.”
Aku berkata, “Semoga ibumu menangisimu! Apakah engkau datang untuk menipuku dari jalan agamaku? Adakah engkau ini gila atau kerasukan jin atau engkau mengigau.
Demi Allah! Apabila tujuh lapis langit dan semua yang ada di bawah langit engkau berikan kepadaku agar aku menzalimi seekor semut dan agar aku mengambil kulit gandum dari mulut seekor semut, maka aku tidak akan melakukannya. Demikianlah dunia kalian di sisiku tidak lebih bernilai daripada selembar daun yang ada di mulut seekor belalang. Apa urusan Ali dengan nikmat-nikmat yang fana dan kelezatan yang tidak kekal. Aku berlindung kepada Allah dari kelalaian, keburukan, ketergelinciran dan aku memohon pertolongan dari-Nya.”
Maka ber-puasa-lah kawan…!
(Nahjul Balaghah, Khutbah 224)
Langganan:
Postingan (Atom)