Selasa, 02 Juni 2015

Sulawesi Punya Atap

Mt. Latimojong


Seperti yang kita ketauhi Pegunungan latimojong juga menjadi salah satu dari seven summit di indonesia..
Gunung Latimojong adalah satu nama gunung di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Gunung Latimojong berada di tengah-tengah Sulawesi Selatan. Sebagian besar pengunungan ini terletak di daerah Kabupaten Enrekang.
Gunung Latimojong merupakan gunung yang tertinggi di Sulawesi Selatan dengan ketinggian 3.478 mdpl, puncaknya yang bernama Rante Mario. Pegunungan Latimojong ini membentang dari selatan ke utara. Di sebelah barat Gunung Latimojong adalah Kabupaten Enrekang, sebelah utara Kabupaten Tana Toraja, sebelah selatan adalah daerah Kabupaten Sidenreng Rappang dan area sebelah timur seluruhnya wilayah Kabupaten Luwu sampai di pinggir pantai Teluk Bone.

 Fakta tentang gunung latimojong
beberapa fakta tentang gunung latimojong
  • gunung nun - vulcanologi
  • puncak tertingginya rantemario merupakan titik tertinggi di sulawesi
  • puncak tertinggi kedua yaitu nenekmori merupakan titik tertinggi kedua di sulawesi
  • di pegunungan ini masih bisa ditemui anoa dan babirusa
  • hutan pegunungan latimojong tergolong pada tipe ekosistim dengan ketinggian rata rata 2000 - 3000 meter dari permukaan laut 
Jalur pendakaian 

Rute Pendakian Gunung Latimojong
Umumnya, akses pendakian Gunung Latimojong dimulai dari Kecamatan Baraka. Wilayah ini bisa dicapai dari arah Makassar dengan angkutan umum, dan turun di Cakke. Dari Cakke, tersedia angkutan lokal menuju Baraka. Dari Baraka, dilanjutkan dengan perjalanan menuju Buntu Dea. Angkutan yang tersedia biasanya mikrolet atau ojek. Dari Buntu Dea kemudian menuju Dusun Latimojong dengan jalan kaki. Perjalanan serupa dilanjutkan menuju Dusun Karuaja yang terletak persis di lembah. Dari desa ini, menuju desa terakhir di kaki Gunung Latimojong, yakni Desa Karangan. Para pendaki biasanya menginap di rumah penduduk di Desa Karangan untuk menunggu waktu yang tepat memulai pendakian. Di samping itu, di desa ini mereka bisa menyiapkan fisik dan perbekalan untuk mendaki Gunung Latimojong yang eksotis tersebut.

Pendakian Gunung Latimojong memiliki tujuh pos, yaitu:

Pos 1 - Buntu Kaciling
Buntu Kaciling merupakan pos pertama yang akan Anda lalui jika sedang melakukan pendakian di Gunung Latimojong. Dari Desa Karangan menuju Pos 1 ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri sungai Salu Karangan. Jalanan mulai menanjak dengan kemiringan 50-70 derajat. Di jalur ini banyak sekali terdapat percabangan. Buntu Kaciling terletak pada ketinggian 1.800 mdpl, merupakan area datar terbuka seukuran 4 meter persegi.

Pos 2 - Gua Sarung Pakpak
Gua Sarung Pakpak adalah pos kedua yang akan dilalui selama pendakian Gunung Latimojong. Jalur ini merupakan medan berkontur naik-turun di sisi lembah dengan sungai yang mengalir deras. Di areal pos berukuran 4 meter persegi dengan lokasi unik di bawah tebing ini, para pendaki biasanya mendirikan tenda dan bermalam.

Pos 3 - Lantang Nase
Medan ekstrem mendominasi jalur ini dengan tanjakan terjal kemiringan 80 derajat. Jika lengah sedikit, bisa menjadi jebakan maut di mana pendaki terjungkal ke belakang. Lantang Nase berada pada ketinggian 1.940 mdpl. tempat ini sekaligus menjadi pos ketiga yang dilalui saat melakukan pendakian Gunung Latimojong.

Pos 4 - Buntu Lebu
Jalur ini tidak seekstrem sebelumnya. Kemiringannya menurun menjadi kisaran 60-70 derajat. Namun, tetap dibutuhkan kewaspadaan tinggi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pos Buntu Lebu berada pada ketinggian 2.140 mdpl, merupakan areal datar seluas 6 meter persegi yang tertutup rerimbunan pohon.

Pos 5 - Soloh Tama
Berada pada ketinggian 2.480 mdpl, areal ini berkapasitas sepuluh tenda. Merupakan areal datar yang terletak di punggung gunung dengan panorama menawan. Soloh Tama juga biasa dijadikan tempat bermalam oleh pendaki Gunung Latimojong..

Pos 6 - Mengintip Tujuh Puncak Latimojong
Berada di ketinggian 2.690 mdpl. Dari pos ini, sudah mulai terlihat jajaran tujuh puncak Latimojong. Di pos ini, para pendaki bisa mulai mengintip keindahan tujuh puncak Gunung Latimojong yang eksotis itu.

Pos 7 - Kolong Buntu
Kolong Buntu terletak pada ketinggian 3.100 mdpl. Jalur jalan setapaknya sudah diperbaiki. Dan dari sini, sudah terlihat jelas tujuh puncak Gunung Latimojong yang berbaris rapi menyambut pendaki. Dari pos terakhir ini, pendakian Gunung Latimojong yang sebenarnya dimulai. Diawali dengan persimpangan jalan di areal terbuka, jalur ke kiri menuju puncak Rante Mario, jalur ke kanan ujung 30° menuju puncak Nenemori, sedangkan jalur ke kanan 90° merupakan jalan menurun menuju Palopo. Puncak-puncak Gunung Latimojong yang Eksotis Puncak Rante Mario adalah puncak tertinggi Gunung Latimojong. Puncak yang indah ini masih ditumbuhi hutan vegetasi alam. Dari puncak yang dingin dan berkabut, mata bebas memandang alam. Enrekang berada di keremangan yang mistis dan sakral. Puncak Nenemori tak kalah membius dibanding Rante Mario. Jalur menuju Nenemori didominasi hutan berpohon tinggi besar dengan selimut lumut licin tebal. Jika beruntung, pendaki bisa bertemu anoa, fauna khas Sulawesi yang semakin sedikit populasinya dan masuk dalam kelompok satwa dilindungi.

Itulah Gunung Latimojong. Kini, Gunung dengan tujuh puncaknya yang eksotis, menunggu kunjungan Anda.
 
Mistis pegunungan latimojong
yah seperti biasa tidak bisa di pungkiri gunung merupakan sarang mistis tidak terlepas juga dari gunung latimojong 
Boleh dibilang, angka tujuh adalah angka eksotis dan mistis, maka demikian juga dengan Gunung Latimojong yang mistis dan eksotis. Keindahannya terbentang sepanjang pendakian, dan warna mistis begitu kuat di dalamnya.

Menurut kepercayaan setempat, pegunungan ini konon merupakan asal - usul nenek moyang orang Enrekang, Toraja, Luwu, dan Bone. Kepercayaan ini dibarengi dengan kepercayaan mistis yang bersumber dari legenda - legenda setempat yang didominasi oleh suku Duri, yang berkomunikasi menggunakan bahasa Duri. Mereka mendiami daerah Baraka hingga Karangan pada jalur pendakian Latimojong, dan mayoritas petani kopi.

Suku Duri meyakini bahwa arwah nenek moyang mereka bersemayang di tempat - tempat tertentu di Latimojong. Begitu pula dengan berbagai tempat dianggap memiliki penunggu.

Gunakan gelang rotan,” demikian biasa dikatakan para pemandu.

Mengenakan gelang rotan diyakini mampu melindungi para pendaki dari gangguan penunggu gunung atau makhluk halus. Sesuai kepercayaan adat setempat, gelang rotan adalah simbol bahwa mereka bertamu baik - baik. Sebab, gelang rotan adalah simbol leluhur mereka yang konon bernama Janggok Riri dan Nenek Menga.

Aroma mistis juga tampak pada kepercayaan setempat yang mengharuskan memperhatikan tanda - tanda alam. Misalnya, kepercayaan bahwa apabila kita mendengar suara burung maka itu pertanda baik dan pendakian bisa dilanjutkan. Namun, jika bukan suara burung melainkan dengungan lebah, hendaknya pendaki kembali turun sebab itu merupakan pertanda buruk
 
 
dan jangan lupa ketika mendaki bawa turun sampah anda kembali