Mt. Latimojong
Seperti yang kita ketauhi Pegunungan latimojong juga menjadi salah satu dari seven summit di indonesia..
Gunung Latimojong adalah satu nama gunung di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Gunung Latimojong berada di tengah-tengah Sulawesi Selatan. Sebagian besar pengunungan ini terletak di daerah Kabupaten Enrekang.Gunung Latimojong merupakan gunung yang tertinggi di Sulawesi Selatan dengan ketinggian 3.478 mdpl, puncaknya yang bernama Rante Mario. Pegunungan Latimojong ini membentang dari selatan ke utara. Di sebelah barat Gunung Latimojong adalah Kabupaten Enrekang, sebelah utara Kabupaten Tana Toraja, sebelah selatan adalah daerah Kabupaten Sidenreng Rappang dan area sebelah timur seluruhnya wilayah Kabupaten Luwu sampai di pinggir pantai Teluk Bone.
Fakta tentang gunung latimojong
beberapa fakta tentang gunung latimojong
- gunung nun - vulcanologi
- puncak tertingginya rantemario merupakan titik tertinggi di sulawesi
- puncak tertinggi kedua yaitu nenekmori merupakan titik tertinggi kedua di sulawesi
- di pegunungan ini masih bisa ditemui anoa dan babirusa
- hutan pegunungan latimojong tergolong pada tipe ekosistim dengan ketinggian rata rata 2000 - 3000 meter dari permukaan laut
Rute Pendakian Gunung Latimojong
Umumnya,
akses pendakian Gunung Latimojong dimulai dari Kecamatan Baraka.
Wilayah ini bisa dicapai dari arah Makassar dengan angkutan umum, dan
turun di Cakke. Dari Cakke, tersedia angkutan lokal menuju Baraka. Dari
Baraka, dilanjutkan dengan perjalanan menuju Buntu Dea. Angkutan yang
tersedia biasanya mikrolet atau ojek. Dari Buntu Dea kemudian menuju
Dusun Latimojong dengan jalan kaki. Perjalanan serupa dilanjutkan menuju
Dusun Karuaja yang terletak persis di lembah. Dari desa ini, menuju
desa terakhir di kaki Gunung Latimojong, yakni Desa Karangan. Para
pendaki biasanya menginap di rumah penduduk di Desa Karangan untuk
menunggu waktu yang tepat memulai pendakian. Di samping itu, di desa ini
mereka bisa menyiapkan fisik dan perbekalan untuk mendaki Gunung
Latimojong yang eksotis tersebut.
Pendakian Gunung Latimojong memiliki tujuh pos, yaitu:
Pos 1 - Buntu Kaciling
Buntu
Kaciling merupakan pos pertama yang akan Anda lalui jika sedang
melakukan pendakian di Gunung Latimojong. Dari Desa Karangan menuju Pos 1
ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri sungai Salu Karangan. Jalanan
mulai menanjak dengan kemiringan 50-70 derajat. Di jalur ini banyak
sekali terdapat percabangan. Buntu Kaciling terletak pada ketinggian
1.800 mdpl, merupakan area datar terbuka seukuran 4 meter persegi.
Pos 2 - Gua Sarung Pakpak
Gua
Sarung Pakpak adalah pos kedua yang akan dilalui selama pendakian
Gunung Latimojong. Jalur ini merupakan medan berkontur naik-turun di
sisi lembah dengan sungai yang mengalir deras. Di areal pos berukuran 4
meter persegi dengan lokasi unik di bawah tebing ini, para pendaki
biasanya mendirikan tenda dan bermalam.
Pos 3 - Lantang Nase
Medan
ekstrem mendominasi jalur ini dengan tanjakan terjal kemiringan 80
derajat. Jika lengah sedikit, bisa menjadi jebakan maut di mana pendaki
terjungkal ke belakang. Lantang Nase berada pada ketinggian 1.940 mdpl.
tempat ini sekaligus menjadi pos ketiga yang dilalui saat melakukan
pendakian Gunung Latimojong.
Pos 4 - Buntu Lebu
Jalur
ini tidak seekstrem sebelumnya. Kemiringannya menurun menjadi kisaran
60-70 derajat. Namun, tetap dibutuhkan kewaspadaan tinggi agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pos Buntu Lebu berada pada
ketinggian 2.140 mdpl, merupakan areal datar seluas 6 meter persegi yang
tertutup rerimbunan pohon.
Pos 5 - Soloh Tama
Berada
pada ketinggian 2.480 mdpl, areal ini berkapasitas sepuluh tenda.
Merupakan areal datar yang terletak di punggung gunung dengan panorama
menawan. Soloh Tama juga biasa dijadikan tempat bermalam oleh pendaki
Gunung Latimojong..
Pos 6 - Mengintip Tujuh Puncak Latimojong
Berada
di ketinggian 2.690 mdpl. Dari pos ini, sudah mulai terlihat jajaran
tujuh puncak Latimojong. Di pos ini, para pendaki bisa mulai mengintip
keindahan tujuh puncak Gunung Latimojong yang eksotis itu.
Pos 7 - Kolong Buntu
Kolong
Buntu terletak pada ketinggian 3.100 mdpl. Jalur jalan setapaknya sudah
diperbaiki. Dan dari sini, sudah terlihat jelas tujuh puncak Gunung
Latimojong yang berbaris rapi menyambut pendaki. Dari pos terakhir ini,
pendakian Gunung Latimojong yang sebenarnya dimulai. Diawali dengan
persimpangan jalan di areal terbuka, jalur ke kiri menuju puncak Rante
Mario, jalur ke kanan ujung 30° menuju puncak Nenemori, sedangkan jalur
ke kanan 90° merupakan jalan menurun menuju Palopo. Puncak-puncak Gunung
Latimojong yang Eksotis Puncak Rante Mario adalah puncak tertinggi
Gunung Latimojong. Puncak yang indah ini masih ditumbuhi hutan vegetasi
alam. Dari puncak yang dingin dan berkabut, mata bebas memandang alam.
Enrekang berada di keremangan yang mistis dan sakral. Puncak Nenemori
tak kalah membius dibanding Rante Mario. Jalur menuju Nenemori
didominasi hutan berpohon tinggi besar dengan selimut lumut licin tebal.
Jika beruntung, pendaki bisa bertemu anoa, fauna khas Sulawesi yang
semakin sedikit populasinya dan masuk dalam kelompok satwa dilindungi.
Itulah Gunung Latimojong. Kini, Gunung dengan tujuh puncaknya yang eksotis, menunggu kunjungan Anda.
Mistis pegunungan latimojong
yah seperti biasa tidak bisa di pungkiri gunung merupakan sarang mistis tidak terlepas juga dari gunung latimojong
Boleh dibilang, angka tujuh adalah angka eksotis dan mistis, maka
demikian juga dengan Gunung Latimojong yang mistis dan eksotis.
Keindahannya terbentang sepanjang pendakian, dan warna mistis begitu
kuat di dalamnya.
Menurut kepercayaan setempat, pegunungan ini konon merupakan asal - usul nenek moyang orang Enrekang, Toraja, Luwu, dan Bone. Kepercayaan ini dibarengi dengan kepercayaan mistis yang bersumber dari legenda - legenda setempat yang didominasi oleh suku Duri, yang berkomunikasi menggunakan bahasa Duri. Mereka mendiami daerah Baraka hingga Karangan pada jalur pendakian Latimojong, dan mayoritas petani kopi.
Suku Duri meyakini bahwa arwah nenek moyang mereka bersemayang di tempat - tempat tertentu di Latimojong. Begitu pula dengan berbagai tempat dianggap memiliki penunggu.
“Gunakan gelang rotan,” demikian biasa dikatakan para pemandu.
Mengenakan gelang rotan diyakini mampu melindungi para pendaki dari gangguan penunggu gunung atau makhluk halus. Sesuai kepercayaan adat setempat, gelang rotan adalah simbol bahwa mereka bertamu baik - baik. Sebab, gelang rotan adalah simbol leluhur mereka yang konon bernama Janggok Riri dan Nenek Menga.
Aroma mistis juga tampak pada kepercayaan setempat yang mengharuskan memperhatikan tanda - tanda alam. Misalnya, kepercayaan bahwa apabila kita mendengar suara burung maka itu pertanda baik dan pendakian bisa dilanjutkan. Namun, jika bukan suara burung melainkan dengungan lebah, hendaknya pendaki kembali turun sebab itu merupakan pertanda buruk.
Menurut kepercayaan setempat, pegunungan ini konon merupakan asal - usul nenek moyang orang Enrekang, Toraja, Luwu, dan Bone. Kepercayaan ini dibarengi dengan kepercayaan mistis yang bersumber dari legenda - legenda setempat yang didominasi oleh suku Duri, yang berkomunikasi menggunakan bahasa Duri. Mereka mendiami daerah Baraka hingga Karangan pada jalur pendakian Latimojong, dan mayoritas petani kopi.
Suku Duri meyakini bahwa arwah nenek moyang mereka bersemayang di tempat - tempat tertentu di Latimojong. Begitu pula dengan berbagai tempat dianggap memiliki penunggu.
“Gunakan gelang rotan,” demikian biasa dikatakan para pemandu.
Mengenakan gelang rotan diyakini mampu melindungi para pendaki dari gangguan penunggu gunung atau makhluk halus. Sesuai kepercayaan adat setempat, gelang rotan adalah simbol bahwa mereka bertamu baik - baik. Sebab, gelang rotan adalah simbol leluhur mereka yang konon bernama Janggok Riri dan Nenek Menga.
Aroma mistis juga tampak pada kepercayaan setempat yang mengharuskan memperhatikan tanda - tanda alam. Misalnya, kepercayaan bahwa apabila kita mendengar suara burung maka itu pertanda baik dan pendakian bisa dilanjutkan. Namun, jika bukan suara burung melainkan dengungan lebah, hendaknya pendaki kembali turun sebab itu merupakan pertanda buruk.
dan jangan lupa ketika mendaki bawa turun sampah anda kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar