
seperti judulnya yang berbahasa agak kebaratbaratan historial place atau bahasa indonya tempat bersejarah :))
tempat bersejarah kali ini yang sempat kami datangi berada di wilayah makassar dan gowa
dan inilah tempat tempat tersebut
tempat bersejarah pertama yang kami datangi adalah mesjid tua katangka dan makam keturunan raja gowa
Masjid Al-Hilal atau lebih dikenal dengan nama
Masjid Katangka adalah salah satu masjid tertua di provinsi
Sulawesi Selatan,
Indonesia. Dinamakan Masjid Katangka karena berlokasi di kelurahan
Katangka, kecamatan
Somba Opu,
Kabupaten Gowa. Selain itu, masjid ini disebut Katangka, karena bahan baku dasar dari masjid tersebut diyakini diambil dari pohon Katangka.

Setelah dari mesjid tua.rombongan kami melanjutkan perjalan ke makam si ayam jantan dari timur atau lebih di kenal dengan sultan hasanuddin..rombongan kami kali ini agak kecewa maklum makam sultan hasanuddin lagi tertutup jadi kami hanya sempat mengabadikan gambar dari depan pintu masuk
Sultan Hasanuddin (lahir di
Makassar,
Sulawesi Selatan,
12 Januari 1631 – meninggal di
Makassar,
Sulawesi Selatan,
12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja
Gowa ke-16 dan pahlawan nasional
Indonesia yang terlahir dengan nama
I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe
sebagai nama pemberian dari Qadi Islam Kesultanan Gowa yakni Syeikh
Sayyid Jalaludin bin Muhammad Bafaqih Al-Aidid, seorang mursyid tarekat
Baharunnur Baalwy Sulawesi Selatan sekaligus guru tarekat dari Syeikh
Yusuf dan Sultan Hasanuddin. Setelah menaiki Tahta sebagai Sultan, ia
mendapat tambahan gelar
Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki
De Haantjes van Het Oosten oleh
Belanda yang artinya
Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di
Katangka,
Kabupaten Gowa. == Ia diangkat sebagai
Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal
6 November 1973.
setelah dari makam sultan hasanuddin kami melanjutkan perjalanan ke makam Arung palakka...tapi sama dengan kejadian di makam sultan hasanuddin makam arung palakka juga terkunci jadi hanya sempat mengambil foto dari depan makam

lokasi makam arung palakka berada tidak jauh dari makam sultan hasanuddin...arung palakka mempunyai gelar
La Tan-ri Tatta To' Urong To-ri Sompi Patta Malampei Gammana Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sri Sultan Sa'ad ud-din, mengacu pada ejaan huruf
lontara. Adapun pelafalan yang tepat adalah
La Tenritatta To Unru To-ri SompaE Petta MalampeE Gemme'na Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sultan Sa'adduddin
Arung Palakka (lahir di Lamatta,
Mario-ri Wawo,
Soppeng,
15 September 1634 – meninggal di
Bontoala,
6 April 1696 pada umur 61 tahun adalah
Sultan Bone yang menjabat pada tahun
1672-
1696. Saat masih berkedudukan sebagai
pangeran, ia memimpin kerajaannya meraih kemerdekaan dari
Kesultanan Gowa pada tahun
1666. Ia bekerja sama dengan
Belanda saat merebut
Makassar. Palakka pula yang menjadikan
suku Bugis sebagai kekuatan maritim besar yang bekerja sama dengan Belanda dan mendominasi kawasan tersebut selama hampir seabad lamanya

setelah dari makam Arungpalakka kami melanjutkan perjalanan ke Ballalompoa yang berada di daerah kabupaten Gowa...dan syukurnya pada saat berada di balla lompoa kami mendapatkan momentnya berharga "Accera kalompoang"
Accera kalompoang adalah proses pencucian benda benda pusaka milik
kerajaan gowa yang di lakukan setiap 10 dzulhijjah yang di percaya telah
di lakukan sejak raja gowa yang ke-14 yakni I mangngarangi daeng
manrabia yang bergelar sulyan alaudin lebih dari 500 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar