Dari arah Kabah pandanglah Jabal Gubaisy
tataplah titik-titik hitam
yang dijepit bongkah-bongkah batu terjal
kesitu tercurah seluruh panas mentari disiang hari
kesitu tertumpah seluruh angin dingin di malam hari
panas matahari Makkah mengubah
lubang-lubang hitam menjadi tungku api
angin dingin sahara menyulap bebatuan menjadi butir salju
Tidak ada makhluk Tuhan
yang sanggup tinggal di situ
selain budak, orang miskin dan gelandangan Makkah
Bila sempat, disitu keluarga Yasir beristirahat
melepas penat setelah memeras keringat
atau mengobati luka-luka di punggung
setelah karena "dosa" dilecut cambuk kaum aristokrat
Betapa seringnya cambuk menjadi bahasa kuasa!
Betapa banyaknya perilaku dianggap dosa!
Menurut Undang-Undang Jahiliyah
yang dibuat demi kepentingan kabilah
yang menguasai padang rumput, sungai dan lembah :
Kamu berdosa:
ketika kamu bikin rumah disudut kota
(sebab rumahmu buruk menyakitkan mata)
Ketika kamu berjualan dijalan pintas
(sebab tubuhmu mengganggu lalu-lintas)
bahkan ketika kamu membuka suara
membagi duka dengan tetangga
(sebab suaramu berisik meresahkan bangsa)
Menurut keputusan parlemen Darun Nadwah
yang hanya bersidang untuk berteriak "Yah!" :
Kamu berjasa
ketika kamu pasrahkan sepetak tanahmu
yang kamu warisi dari nenek moyangmu
(karena kamu berpartisipasi membangun negerimu)
ketika kamu bekerja sampai hari akhir
dan upahmu tidak pernah dibayar kasir
(karena kamu membantu gerakan cinta tanah air)
bahkan ketika setiap dirham kamu diambil lagi
untuk membayar utang pangeran dan petinggi
(karena kamu menggalang kerjasama mengatasi krisis bersama).
(dikutip dari : Meraih Cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat)
tataplah titik-titik hitam
yang dijepit bongkah-bongkah batu terjal
kesitu tercurah seluruh panas mentari disiang hari
kesitu tertumpah seluruh angin dingin di malam hari
panas matahari Makkah mengubah
lubang-lubang hitam menjadi tungku api
angin dingin sahara menyulap bebatuan menjadi butir salju
Tidak ada makhluk Tuhan
yang sanggup tinggal di situ
selain budak, orang miskin dan gelandangan Makkah
Bila sempat, disitu keluarga Yasir beristirahat
melepas penat setelah memeras keringat
atau mengobati luka-luka di punggung
setelah karena "dosa" dilecut cambuk kaum aristokrat
Betapa seringnya cambuk menjadi bahasa kuasa!
Betapa banyaknya perilaku dianggap dosa!
Menurut Undang-Undang Jahiliyah
yang dibuat demi kepentingan kabilah
yang menguasai padang rumput, sungai dan lembah :
Kamu berdosa:
ketika kamu bikin rumah disudut kota
(sebab rumahmu buruk menyakitkan mata)
Ketika kamu berjualan dijalan pintas
(sebab tubuhmu mengganggu lalu-lintas)
bahkan ketika kamu membuka suara
membagi duka dengan tetangga
(sebab suaramu berisik meresahkan bangsa)
Menurut keputusan parlemen Darun Nadwah
yang hanya bersidang untuk berteriak "Yah!" :
Kamu berjasa
ketika kamu pasrahkan sepetak tanahmu
yang kamu warisi dari nenek moyangmu
(karena kamu berpartisipasi membangun negerimu)
ketika kamu bekerja sampai hari akhir
dan upahmu tidak pernah dibayar kasir
(karena kamu membantu gerakan cinta tanah air)
bahkan ketika setiap dirham kamu diambil lagi
untuk membayar utang pangeran dan petinggi
(karena kamu menggalang kerjasama mengatasi krisis bersama).
(dikutip dari : Meraih Cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar