Senin, 31 Oktober 2011

Setiap hari adalah Asyura dan setiap tempat adalah Karbala

14 abad telah berlalu
Muawiyah demi Muawiyah lewat dalam panggung kekuasaan
Husein demi Husein berjatuhan sebagai tumbal perubahan

Anda duduk di sini menjelajah sejarah
menyaksikan keluarga Sumayyah
mengikuti Rasulullah ke Arafah
memandang pengorbanan belia Kufah

mendengarkan rintihan keluarga Rasul di ujung malam
berzikir bersamanya dan seluruh alam

mengagumi Al-Hurr yang memilih desersi
karena mendengarkan hati nurani

menangis bersama syahid Agung Husein
ditengah jenazah para pejuang keadilan

Sekarang dengarkan dengan cermat
jeritan jutaan bayi yang hampir sekarat
desah nafas mereka yang amat berat

Lihat
bayi-bayi kehausan yang tubuhnya mencair seperti lilin
karena orangtua mereka tak mampu membeli susu

Dengarkan
Langkah-langkah kaki jontai jutaan pekerja
yang pulang kerumah karena terpaksa di PHK

Lihat
mata mereka yang redup kehilangan harapan
yang memandang masa depan tanpa kepastian

Dengarkan
jerit berulang-ulang dari para korban penyiksaan
yang meringkuk ditahanan karena fitnah, tuduhan kejahatan
atau sekedar berani mengungkap kenyataan

Lihat
ratusan juta rakyat Indonesia yang membanting tulang
dengan penghasilan yang terus menerus berkurang
mereka membayar mahal barang, jasa dan pajak
untuk menyelamatkan harta perompak dan pembajak

Apakah anda akan membiarkan
bayi-bayi mati dan orang-orang kelaparan,
korban-korban penyiksaan dan penculikan makin banyak berjatuhan

Bangkitlah, wahai para pengikut Husein
sumbangkan jiwa ragamu
untuk mengubah seluruh nusantara menjadi Karbala
dan setiap hari menjadi Asyura.

 (dikutip dari : Meraih cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar